Wajah lesu itu ada di hadapan. Memangku dagu dengan mie
ghodog yang dari tadi tidak disentuh. Suasana rasanya kelam. Kami berdua
rasanya ditelan malam.
"Nyesel Rend, kalo aja sabar, gak perlu jadi
begini"
Saya langsung nimpalin, "Jangan berkalau-kalau, sudah
terjadi bro, sekarang gimana nya tatap masa depan, berusaha menjalani hidup
terbaik, semoga Allah menyelesaikannya."
Jasa Konveksi dan Bordir Berbagai Macam Seragam dan Souvenir Promosi untuk Kerja, Kantor, Komunitas dan Sekolah..
Sahabat Saya ini bisnis percetakan. Mendekati masa pemilu
orderan tinggi. Dibelilah mesin dalam pola kerjasama. Dibangunlah beberapa
outlet sekaligus untuk menghadapi musim pemilu.
Order tinggi di musim kampanye memang besar, tapi tak
sebesar harapan untuk kemudian mampu mengembalikan modal capital dengan cepat.
Pembayaran pun ada yang tempo. Beberapa klien sudah tidak mampu lagi dikejar
pembayarannya. Piutang tinggi. Berat.
Disisi lain, musim berganti musim. Beberapa outlet mulai
tidak produktif. Target share bagi hasil drop. Bahkan dengan operation pun
tanpa disadari merugi. Alhasil investor minta balik modal cepat. Entah
bagaimana ceritanya, harus kembali full. Penuh.
Mata sayu nya menatap Saya mendalam, "kata mitra saya,
rugi ya urusan Saya, salah saya, saya harus balikin semuanya. Mesin kalo dijual
drop 50%, mesin bekas. Lagian jualnya susah. Sebagian modal kerja juga habis ke
gaji operasional. Set up outlet. Susah kondisinya kalo harus mengembalikan."
Tapi itulah kejadiannya. Yang terima dana pasti jadi gak
enakan. Dan yang punya uang pasti bisa menuntut lebih. Apalagi latar
belakangnya, sahabat Saya yang mencari, bukan mitra yang menawarkan diri.
Belajar dari kisah ini, alangkah baiknya kita sering-sering
mengkampanyekan model bisnis yang tidak perlu melibatkan dana pihak ketiga.
1. Membunuh Gengsi Sejak Awal
Putuskanlah bisnis yang mendayagunakan sumber daya yang ada.
Walaupun pada akhirnya Anda keliatannya gak "keren".
Menjajakan produk pake motor itu gak keren. Ya tapi itu yang
Anda bisa lakukan sekarang. Kenapa nggak?
Jualan di FB dan IG dengan biaya iklan terbatas juga gak
gitu keren. Mungkin anda hanya dianggap penjual online dengan omset kecil. Stok
dagangan terbatas. Hanya reseller misalnya, ya tapi kan gak papa, Anda gak pake
uang orang.
Lalu apakah yang menghalangi Anda sehingga Anda tidak
berbuat? Pastilah gengsi. Maka ketika Anda ingin menjadi pebisnis yang tangguh,
bunuh gengsi Anda jauh-jauh. Tidak perlu berharap dana pihak lain. Gunakan saja
kekuatan diri sendiri.
Kenapa nggak mulai lagi mimpimu
dengan usaha aja? Kamu bisa memulai usaha yang menjanjikan dengan modal
sedikit kok! Nggak harus keluar kerja, usaha tetap jalan!
Cari tau usaha terbaik untuk anda..
Teknik Jitu “Revolusi Kecerdasan Besar di Otak”
Program Kesehatan dan Umur Panjang
Memicu Sekresi Hormon Kebahagiaan
Mencegah Penyakit
Meningkatkan Daya Tahan Alami Tubuh
Program Kesehatan dan Umur Panjang
Memicu Sekresi Hormon Kebahagiaan
Mencegah Penyakit
Meningkatkan Daya Tahan Alami Tubuh
Mari beralih ke produk yang alami !! Essensial oil by essenzo
solusi masalah kesehatan untuk keluarga anda..
2. Fokus pada Intangible Asset
Hari ini sangat banyak tulisan bisnis tentang "Low
Asset Model". Sebuah pemaparan tentang bagaimana sebuah bisnis berjalan
dengan asset tangible yang sangat terbatas.
Coba lihat para IMERS yang berhasil cetak ratusan juta
rupiah profit. Hampir dipastikan mereka memulai dengan asset terbatas. Gadget
seadanya. Kuota pulsa. Kamar kerja kecil. Seadanya.
Lalu bagaimana mereka menciptakan cash dalam jumlah yang signifikan,salah
satunya adalah dengan menjual produk yang bernilai intangible tinggi. Akhirnya
margin profit sangat tebal.
Produk digital 2 juta rupiah, online course, jasa pelatihan,
semua itu intangible value, yang lahir dari intangible asset. Anda hanya butuh
pemikiran yang kuat, kompetensi dan tekad, untuk bisa masuk ke perang
intangible.
Lalu, jika mereka bisa berbisnis tanpa resiko modal besar,
lalu mengapa Anda tidak bisa? Jika mereka mampu bergerak dengan modal sendiri,
mengapa Anda mendamba modal orang lain?
Berfikirlah tentang intangible value. Nilai produk yang
melibatkan emosi dan kerumitan tersendiri. Disitulah Anda akan meraih
keuntungan.
3. Kedisiplinan Mekanisme Finansial
Langkah ketiga yang harus Anda lakukan adalah kedisiplinan
mekanisme finansial.
Dengan modal organik, maka Anda harus menabung modal kerja
secara bertahap. Anda harus disiplin menjaga profit yang tercipta.
Menahan gaya hidup, mendisiplikan diri dalam menarik cash
untuk keperluan pribadi, disiplin membelanjakan uang ke hal yang produktif bagi
bisnis. Semua tentang masalah kedisiplinan.
Jika Anda bisa melakukan hal ini, Anda tidak perlu nyari
dana pihak lain. Cukup disiplin saja. Sabar meniti jalan bisnis secara perlahan
demi perlahan. InsyaAllah Anda akan terus bertumbuh.
(sumber : Kang Rendy Business Notes)
| ||||||
| ||||||
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar